”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”(QS.Lukman: 14)
Pesan tersirat apa yang berhasil kamu tangkap dari bunyi ayat di atas?
Yap! Betul. Salah satu ayat di Surat Luqman ini memang menceritakan perintah Allah SWT yang mewajibkan kepada kita untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua. Terlebih lagi kepada sang bunda. Bahkan Rasulullah SAW mengajarkan bobot berbuat baik kepada ibu hingga tiga kali lipat dibandingkan kepada ayah. Makanya nggak salah dong jika ada pepatah mengatakan bahwa surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.
Berbicara tentang birul walidain (berbakti para orang tua), kayaknya tiap kita sudah sama-sama paham dan sepakat deh bahwa hal tersebut memang mutlak dan wajib dilakukan oleh setiap anak. Dan kewajiban itu tetap melekat meski kedua orang tua kita sudah nggak ’ada’ (alias wafat, red). Makanya dalam salah satu hadis paling populer yang sering kita dengar, salah satu amalan yang akan terus mengalir meski seseorang telah meninggal dunia sekalipun adalah untaian doa dari anak yang sholeh. Saya sih berhusnuzon bahwa seluruh sobat yang sedang membaca tulisan ini masuk dalam kategori anak-anak yang sholeh. Hehe. Minimal punya niat untuk jadi anak yang sholeh. Iya, kan? Hehe. Amin.
Berakhlak kepada orang tua sebenarnya nggak susah kok. Islam telah memberi batasan yang jelas dalam hal ini, yaitu jangan sampai berkata-kata menyakitkan apalagi sampai mengeluarkan kata ’ah’. ”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ’ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada perkataan yang mulia.”(QS.Al Israa:23)
Nah, dari penjelasan ayat tadi, kayaknya Allah telah memberikan rambu-rambu yang terang agar kita tidak salah bersikap kepada orang tua. Kalo ngomong ’ah’ saja dilarang, logikanya ucapan yang lebih kasar dari kata tersebut tentu juga nggak boleh kita ucapkan dong! Makanya, Saya gerah banget kalo ngelihat banyak tayangan berita yang mencontohkan sikap durhaka seorang anak kepada orang tuanya. Bahkan nggak sedikit lho yang kemudian meremehkan, merendahkan dan (maaf) mengasari ortunya. Belon lagi banyaknya kasus kriminalitas yang melibatkan antar orangtua dan anak. Hi, serem banget!
Dari penjelasan ayat di atas, lihat deh, ternyata Allah SWT meletakkan kewajiban berbuat baik kepada orang tua sebagai urutan kedua setelah kewajiban untuk tidak mempersekutukan-Nya. Kewajiban berbuat baik kepada mereka (ortu, red) nggak sekedar balas budi sang anak atas jerih payah mereka dalam mengasuh dan membesarkan, akan tetapi lebih ditekankan pada melaksanakan perintah Allah SWT. Makanya Allah SWT sangat murka pada anak yang durhaka, dan menjadikan perilaku durhaka termasuk dalam salah satu kategori dosa besar. Masih ingat kan legenda Malin Kundang? Pergi deh ke Pantai Padang. Di sana sobat akan mendapatkan sisa-sisa batu yang berbentuk separuh badan kapal yang masih terjaga utuh. Termasuk sebuah batu yang mirip orang sujud, yang kemudian dianggap sebagai batu si Malin Kundang. Nggak percaya?! Main gih ke sana.
Kalau kita mau jujur, sebanyak apapun harta yang kita berikan kepada bokap en’ nyokap di rumah, itu nggak sebanding dengan pengorbanan yang mereka berikan kepada kita. Bayangin aja, sejak kita masih bayi lalu balita, kanak-kanak, remaja, dewasa bahkan sudah berkeluarga sekalipun, cinta dan kasih sayang mereka tetap tulus tercurah pada kita. Nggak akan terukur oleh apapun. Makanya guys, beruntunglah kamu-kamu yang masih punya ortu meski sudah mulai sepuh. Setidaknya hal itu memberikan kesempatan kepada kamu untuk berbakti pada mereka, mengurusi mereka, memenuhi kebutuhan mereka dan menyenangkan hati mereka dengan cara apapun.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah berpesan kepada seorang sahabat jika berkesempatan berkunjung ke sebuah kota (Maap, Saya lupa nama kotanya, red) maka temuilah seorang pemuda bernama Fulan yang bekerja sebagai seorang tukang daging. Pemuda itu sangat istimewa karena kelak di akhirat akan menjadi teman Nabi Musa AS di surga. Beberapa waktu kemudian, sang sahabat berkesempatan pergi mengunjungi kota tersebut dan mencari rumah si Fulan. Singkat cerita, menginaplah ia di sana. Namun setelah beberapa hari, ia tidak melihat satu ibadah istimewa pun yang dikerjakan sang pemuda, yang menjadikannya begitu istimewa di mata Allah SWT. Akhirnya sahabat ini pun bertanya, ”Ibadah istimewa apakah yang setiap hari kaulakukan sehingga Rasulullah menyuruhku untuk menemuimu?” Akhirnya pemuda itu pun bercerita. Setiap hari ia berjualan daging di pasar. Sepulang dari pasar, ia bergegas ke rumah ibunya sambil membawa sekerat daging terbaik yang ia miliki pada hari itu. Daging tersebut ia masak, ia hidangkan dan ia suapkan ke mulut ibunya yang sudah renta. Dan tiap kali ia selesai melakukan hal itu, sang ibu penuh harap selalu berdoa kepada Allah SWT, ”Ya Allah, jadikanlah putraku ini sebagai teman bagi Rasul-Mu Musa AS di akhirat nanti.”
Duh, Gusti Allah! Siapa yang nggak akan terharu jika tiap hari selalu didoakan seperti itu oleh orang tua? Saya juga mau. Siapa yang nyangka kalau ternyata doa itu langsung diijabah oleh Allah SWT. Dan lihatlah, amalan apa yang telah dilakukan si pemuda? Amalan itu sebenarnya sangat sederhana. Hanya memasak makanan dan menyuapi sang ibunda. Sederhana, kan? Namun karena dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang, barokah yang diberikan Allah SWT berkali lipat. Bahkan tak terhitung. Subhanallah!
Coba deh, sekarang kita intropeksi diri. Sudah berapa banyak sih perbuatan baik yang telah kita lakukan kepada kedua orang tua? Bahkan disuruh nyuci piring aja, gondoknya nggak ketulungan. Belum lagi kalo nggak dapet stok uang jajan seperti biasanya. Ngedumelnya seharian penuh. Padahal ortu nggak ngasih jajan karena lebih memprioritaskan kebutuhan lain yang lebih urgen. Bukan karena nggak sayang ama kita. Astaghfirullah….
Makanya guys, kita tobat bareng-bareng yuk. Mohon ampun pada Allah SWT atas dosa-dosa yang sengaja maupun tidak sengaja telah kita lakukan kepada kedua orang tua kita. Mungkin selama ini ada ucapan, mimik wajah, decakan, teriakan, hentakan, omelan, sungutan, atau apapun lah itu yang telah menoreh luka di hati bokap dan nyokap. Karena itu… ampuni kami ya Allah.
Percayalah friend, mungkin orang tua kita belum mampu memberikan contoh terbaik bagi kita. Mungkin ibu kita masih belum mau menutup aurat. Mungkin ayah kita masih suka merokok dan enggan sholat. Mungkin dalam keseharian mereka masih jauh dari nilai-nilai yang dicontohkan Rasulullah SAW. Jangan pernah sedih dan putus asa. Kita mulai mencontohkan keteladanan itu dari diri kita sendiri. Dengan tutur kata yang lembut, akhlak yang santun dan pengabdian yang tulus. Insya Allah hal itu akan jadi awalan yang baik bagi semuanya.
Ayo menakar seberapa besar cinta yang telah terulur ke hati mereka. Semoga Allah SWT mengijabah salah satu doa yang tulus terucap oleh lisan kedua orang tua kita. Bukankah ridho Allah terletak pada ridho orang tua?
Nah, selamat mempraktekkan…
http://mellisuryanty.blog.friendster.com/
0 komentar:
Posting Komentar